Minggu, 14 April 2013

TUGAS PEDAGOGI (WAWANCARA GURU)



BAB II
HASIL WAWANCARA

·         Inisial guru : F.A
·         Tempat      : SD 106166 Marendal II
·         Tanggal     : 3 April 2013
·         Waktu       : 12.00 WIB

Interviewer : “ selamat siang ibu, nama saya Rizki Hasanah, dari Fakultas Psikologi USU ingin mewawancarai ibu, dimana saya mendapat tugas untuk mewawancarai seorang guru mengenai pedagogi”.
Interviewee  : “ selamat siang. Iya silahkan”.
Interviewer  : “disini saya akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan preoses mengajar yang ibu lakukan. Pertanyaan yang pertama adalah bagaimana pandangan ibu mengenai pendidikan?”.
Interviewee : “ menurut saya pendidikan itu adalah prosedur yang sistematik dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembang kan dan menggali potensi  yang ada dalam dirinya”.
Interviewer  : “ nah, kalau dihubungkan dengan pendidikan yang ada di Indonesia sendiri. Menurut ibu bagaimana?”
Interviewee  : “ kalau dihubungkan dengan pendidikan yang ada di Indonesia, menurut saya pendidikan di Indonesia itu kadang maju kadang mundur, kadang tidak sesuai dengan anak-anak yang kita hadapi dengan perkembangan zaman sekarang, seperti yang kita lihat sekarang ini, anak-anak yang masih tingkat sekolah dasar saja  kadang sudah bisa untuk menggunakan komputer, dimana orang itu sepulang sekolah ke warnet untuk main internet, sedangkan guru-gurunya saja, seperti sayalah misalnya guru lama yang tidak bisa menggunakan komputer, ya walaupun sekarang sudah mulai ada pengembangan kemampuan guru yang sudah lama-lama mengajar seperti saya ini”.
Interviewer   : “ mmm…”.
                        “ kalau motivasi ibu sendiri sebagai gutu itu apa?”
Interviewee  : “ motivasi saya menjadi guru itu memang niat saya sendiri ingin jadi guru”.
Interviewer  : “ apakah hanya niat saja yang memotivasi ibu ingin menjadi guru?”
Interviewee  : “ iya, memang niat saya menjadi guru”.
Interviewer  : “ ooooo…”
                         “ kemudian bagaimana ibu sebagai seorang guru memandang peserta didik ibu?”
Interviewee : “ kadang menyebalkan, kadang manyenangkan, kalau ketemu dengan murid yang baik senang kita, tapi kalau ketemu dengan murid yang bandel sebel juga apalagi suka melawan”.
Interviewer  : “ berarti ibu mengkategorisasikan murid itu menyebalkan ketika muid ibu bandel apalagi suka melawan dan menyenangkan ketika bertemu dengan murid yang baik”.
Interviewee : “ iya seperti itu. Karena kalau misalnya murid itu mau mengerjakan tugas, dan tidak suka melawan senanglah kita ya kan, tapi coba kalau ketemu murid yang bandel, suka melawan, apa ngga sebel kita lihatnya, buat kita marah saja taunya”.
Interviewer  : “ mmm….”. kalau filosofi ibu sendiri dalam mengajar bagaimana bu?”
Interviewee  : “ memang, macem mana saya bilang ya, orang tua saya petani, jadi saya nekat janganlah saya jadi petani lagi, karena jadi petani itu rasanya sakit kali, kalau musim kemarau, hasil petani itu udah mengurang gitulah, jadi saya nekat apalah yang kira-kira bisa saya kerjakan, kalau sekolah ini nanti saya bisa jadi PNS, kalau sekolah ini mungkin bakalan kekgini. Kita kan harus punya tujuan, yang ternyata saya masuk SPG, terus tamat SPG tahun 1984, kemudian saya masuk program SGO, saat itu katanya guru SGO sangat dibutuhkan, jadi saya ikuti selama 4 bulan program SGO itu, langsung saya buat lamaran, kemudian saya testing dan akhirnya lulus, dan setelah saya lulus itulah saya mulai mengajar.
Interviewer  : “ jadi, keinginan ibu mengajar itu karena ibu pengen lebih baik dari orang tua ibu?”
Interviewee : “ jelaslah, mungkin orang tua saya itu kan baik, pendapatan dia lebih baik daripada saya, Cuma saya ingat kalau saya jadi petani lagi, belum tentu saya seperti mereka”.
Interviewer  : “ ooooo…”
                         “nah, biasanya di dalam kelas pendekatan mengajar seperti apa yang ibu gunakan?”
Interviewee : “tergantung di dalam, kadang anak ini pengen dibujuk, pengen dimanja di dalam, apa keinginan anak itu kita ikuti saja”.
Interviewer  : “ berarti ibu menuruti keinginan dari peserta didik ibu sendiri?”
Interviewee : “ tidak selamanya, tidak selamanya kita ikuti dia, karena kadang anak-anak itu pengen diperhatikan, ya kita perhatikan, ada anak-anak ya dia cuek aja tidak mau tahu, nah bagitulah yang di dalam kelas.
Interviewer  : “ berarti tidak  terlalu berpusat juga kepada murid-murid ibu, ketika di dalam  kelas?”
Interviewee : “ tergantung di dalam kelas itu sendiri, kadang anak-anak kepengen diperhatikan, kadang anak tidak suka pula diperhatikan, terlalu diperhatikan pun dia tidak suka”.
Interviewer  : “ ketika murid ibu ada yang tidak suka diperhatikan, bagaimana cara ibu agar ibu bisa memantau keadaan anak tersebut?”
Interviewee : “ ya caranya dengan membentuk mereka kedalam kelompok-kelompok belajar agar saya bisa memantau bagimana keadaan anak itu”.
Interviewer  : “ mata pelajaran apa yang ibu bawakan di dalam kelas?”
Interviewee  : “ saya membawakan mata pelajaran olahraga”.
Interviewer  : “ apakah ibu hanya mengajarkan teori-teorinya saja atau ada prakteknya juga bu?”
Interviewee  : “ tidak selalu hanya teorinya saja, tapi juga kadang-kadang ada prakteknya juga”.
Interviewer  : “ oooo….”
“ baiklah ibu, saya kira hanya itu saja yang ingin saya tanyakan, atas waktu dan        informasinya saya ucapkan terima kasih”.
Interviewee  : “ sama-sama, semoga informasi yang saya berikan bisa membantu”.
Interviewer  : “ iya bu, selamat siang”.
Interviewee  : “ selamat siang”.




BAB III
PEMBAHASAN

Menurut Badan Nasional Standar Profesional Pengajaran di Amerika Serikat telah membuat rumusan yang baik tentnag pengajaran, dimana guru memfasilitasi peluang belajar siswa tidak hanya sekedar menempatkan orang-orang muda di lingkungan edukatif, melainkan juga harus memotivasi mereka, menangkap pikiran dan hati mereka, serta melibatkan mereka aktif dalam pembelajaran. Hal ini cukup sesuai dan dapat dilihat ketika guru itu mau memperhatikan kemauan dari peserta didiknya, seperti ketika peserta didiknya ingin diperhatikan oleh gurunya, maka gurunya akan memberikan perhatian tersebut kepada peserta didiknya.
            Ketika di dalam kelas, guru banyak melakukan improvisasi di tengah-tengah tindakan melakukan pembelajaran alternative. Mereka selalu mempertimbangkan akan melanjutkan atau memilih alternative lain dari kegiatan pembelajaran. Mereka mengumpulkan informasi tentang siswa, mencari petunjuk, memantau apa yang terjadi pada individu atau kelompok siswa. Guru melakukan analisis atas perbedaan dan menerjemahkan pengamatan ke dalam konsep yang berguna, serta membuat pilihan dengan siswa yang pemalu dengan tingkat kecerdasan relative rendah atau siswa jenius sepertinya acuh tak acuh akan penampilan guru di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat ketika ada peserta didiknya yang cuek dan tidak mau tahu serta yang tidak ingin diperhatikan oleh gurunya, maka gurunya membentuk mereka ke dalam kelompok belajar agar dapat melihat apa yang terjadi pada peserta didiknya.
            Pendidikan prajabatan guru (preservice teacher education) mengacu pada kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk membekali calon guru dengan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas-tugas secara efektif dalam kelas, sekolah, dan masyarakat luas setelah mereka menjalankan tugas sesungguhnya. Dimana salah satu dari proses pengelolaan guru yaitu pendidikan yang ditempuh melalui perguruan tinggi (pendidikan prajabtan, prajab) yang memilki program pengadaan tenaga guru atau program studi di universitas untuk mencapai program sarjana. Hal ini kurang sesuai karena guru yang bersangkutan bukan merupakan guru yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, namun hanya lulusan dari SPG.
            Pada top 10 kualitas guru yang baik, guru ini mengungkapkan salah satu dari top 10 kualitas guru yang baik, yaitu understanding atau pemahaman. Guru yang baik memilki pemahaman yang benar prima mengenai bagaimana mengajar. Mereka mengerti hal-hal kecil yang dapat memberi dampak bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan suasana di dalam kelas. Seperti yang sudah disebutkan diatas, dimana ketika gurunya melihat bahwa suatu ketika peserta didiknya ingin diperhatikan oleh gurunya, maka gurunya akan memperhatikan peserta didiknya, walaupun tidak selamanya dia akan menuruti kemauan dari peserta didiknya.
            Salah satu dari prinsip-prinsip pedagogis adalah masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi dan kepribadian terkait satu sama lain. Hal ini terlihat ketika ada murid-muridnya yang tidak suka diperhatikan dan ada yang dingin diperhatikan, dan guru tersebut membentuk mereka kedalam kelompok belajar agar aspek kepribadiannya dapat dikembangkan dan dibentuk dari aktivitas dan proses komunikasi dari kegiatan masing-masing kelompoknya.
            Pada pedagogi abad 21, yang dikenal juga sebagai pedagogi progresif (progressive pedagogy). Dimana terdapat pedagogi formal dan vernikuler (praktis), pada pedagogi formal guru mengajarkan hal-hal yang bersifat teoritis (abstrak) sedangkan vernikuler itu pengaplikasian dari pedagogi formal(abstrak-konkret). Ini dapat dilihat ketika gurunya tidak hanya mengajarkan teori-teori saja tetapi juga aplikasi dari teori-teori itu sendiri seperti praktik olahraganya.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru yang bersangkutan sudah baik, karena beliau menangkap pikiran dan hati peserta didiknya seperti ketika muridnya ingin diperhatikan, maka beliau memberikan perhatiannya kepada muridnya. Beliau juga melakukan improvisasi didalam kelas dan beliau mengumpulkan informasi tentang siswa, mencari petunjuk, memantau apa yang terjadi pada individu atau kelompok siswa, ketika ada muridnya yang tidak suka diperhatikan maka beliau membentuk mereka kedalam kelompok-kelompok belajar agar beliau bisa memantau apa yang terjadi.
            Pada profil guru yang diinginkan, beliau kurang sesuai dengan profil guru yang diinginkan, karena beliau bukan merupakan lulusan universitas, melainkan lulusan SPG. Dimana salah satu dari proses pengelolaan guru yaitu pendidikan yang ditempuh melalui perguruan tinggi (pendidikan prajabtan, prajab) yang memilki program pengadaan tenaga guru atau program studi di universitas untuk mencapai program sarjana.
            Beliau mengerti hal-hal kecil yang dapat memberi dampak bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan suasana di dalam kelas. Dimana ketika beliau melihat bahwa peserta didiknya ingin diperhatikan oleh gurunya, maka gurunya akan memperhatikan peserta didiknya, walaupun tidak selamanya dia akan menuruti kemauan dari peserta didiknya.
            Beliau juga menggunakan slah satu prinsip pedagogi dan juga sudah menggunakan pedagogi abad 21, dimana beliau tidak hanya mengajarkan teori-teori pembelajaran kepada muridnya tetapi juga pengaplikasiannya seperti praktik olahraga.

BAB V
SARAN DAN TESTIMONI

Saran
Menurut saya, karakter guru yang saya wawancarai sudah baik, dimana beliau tidak hanya sekedar mengajar, tetapi juga menagkap hati dan pikiran dari peserta didiknya. Namun saran saya adalah bahwa penggunaan dari pedagogi abad 21, diamana pengajaran itu tidak hanya teorinya saja namun juga penerapannya juga pengajran yang menggunakan TIK.
 
Testimoni
Menurut saya dengan diadakannya wawancara terhadap guru yang aktif mengajar dan memilki pengalaman mengajar lebih dari lima tahun sangat bagus, karena selain mengasah kemampuan berbicara dan wawancara dengan seorang guru, juga mendapatkan pengetahuan bagaimana dan apa filosofinya dalam mengajar serta bagaimana kondisi di dalam kelas ketika beliau mengajar.


BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan., 2010., Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

 







Kamis, 11 April 2013

UTS 2012/2013


UTS T.A 2012/2013

1.    Uraikan secara singkat dan padat proses pembelajaran yang kelompok anda RENCANAKAN. Beri ulasan atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan paedagogi praktis abad 21.
Jawab : Proses pembelajaran yang kelompok kami rencanakan adalah proses pembelajaran dengan metode flashcard pada murid TK, dimana pada awalnya kami ingin mengggunakan metode belajar sambil bermain dengan menggunakan flashcard yang gambar pada kartu itu akan ditunjukkan benda aslinya dengan cara menyembunyikan benda tersebut di beberapa tempat kemudian murid-murid tersebut diinstruksikan untuk mencari benda-benda yang sesuai dengan gambar yang sudah ditunjukkan. Ketika kami melakukan observasi lapangan hal itu kami batalkan karena kurang ketersediaan tempat di lokasi tersebut. Setelah melakukan observasi lapangan dan bertanya kepada guru dan kepala sekolahnya mengenai apa-apa saja yang sudah diajarkan kepada murid-muridnya, dimana setiap minggunya mereka akan mempelajari tema-tema yang berbeda dan akhirnya kami memutuskan untuk tetap menggunakan flashcard, dimana di dalam kartu tersebut berisi gambar-gambar yang sesuai dengan tema yang sedang dipelajari di TK itu yaitu “api” seperti lilin, kembang api, pemadam kebakaran dll, dan juga pada masing-masing gambar terdapat bahasa inggris dari masing-masing gambar yang diberikan.
Dari uraian diatas, jika dikaitkan dengan pedagogi abad 21, dimana yang dikenal juga sebagai pedagogi progresif (progressive pedagogy) yang terbagi dua yaitu pedagogi formal dan vernikular (praktis). Pada pedagogi formal, murid-murid itu diberikan pengetahuan mengenai tema yang sedang mereka bahas yaitu “api”, dimana mereka diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan api, kemudian praktisnya mereka ditunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan api beserta cara membaca tulisan yang ada pada gambar yang menggunakan bahasa Inggris. Dimana gambar-gambar tersebut sesuai dengan tema yang sudah di susun secara sistematik oleh pihak sekolahnya.

2.     Uraikan secara singkat dan padat tentang HASIL OBSERVASI dari proses pembelajaran kelompok anda. Beri evaluasi atas uraian tersebut berdasarkan tinjauan paedagogi, tik dan fenomena kontemporer.
Jawab :  Berdasarkan hasil observasi yang sudah kami lakukan, murid-murid itu aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran yang kami berikan. Dimana sebelumnya kepala sekolah mereka telah memberi tahu kami bahwa murid-murid TKnya sudah mulai belajar mengenal huruf dan angka dalam bahasa Inggris, sehingga ketika kami memperlihatkan kartu yang berisi gambar dan terdapat bahasa Inggris dari gambar-gambar tersebut dan mengajarkan cara mengeja huruf-huruf tersebut yang kemudian mereka mengikuti apa yang kami ucapkan walaupun kemampuan mengingat kata-kata yang ada pada gambar mereka kurang namun ketika gambar itu ditunjukkan lagi  mereka sudah mampu mengeja huruf-huruf dan melafalkan kata-kata yang ada pada gambar itu cukup baik, hal ini mungkin karena mereka sudah mulai diajarkan mengenal huruf-huruf dan cara membacanya dalam bahasa Inggris. Dari pengajaran yang kami berikan, mereka mendapat pengalaman baru dalam belajar, dimana mereka memperlajari sesuatu yang sesuai dengan tema yang sedang mereka pelajari beserta bahasa asing dari hal-hal yang berkaitan dengan tema tersebut.
Dari uraian diatas, jika dikaitkan dengan pedagogi, TIK, dan fenomena kontemporer, dapat dilihat dari segi pemikiran reflektif, dimana murid-murid TK itu sebelumnya sudah mulai mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan tema yang sedang mereka pelajari yaitu api, dan kemudian mereka mendapatkan pengetahuan baru mengenai hal-hal tersebut seperti bahasa Inggris yang terdapat pada masing-masing gambar dan cara pelafalan dari masing-masing gambar. kemudian dari segi TIK dan pedagogi, dari segi ini kami tidak mengembangkan pangajaran dari segi TIK, namun kami menggunakan TIK ketika kami mencari gambar-gambar yang berkaitan dengan tema yang akan kami ajarkan. Jika ditinjau dari segi kenikmatan belajar, murid-murid TK tersebut menikmati apa yang kami ajarkan kepada mereka, ini dapat dilihat ketika mereka aktif dan bersemangat ketika mengikuti proses belajar mengajar yang berlangsung, dan hal ini kami sebagai pengajar juga merasakan kenikmatan sebagai pengajar, kerena mendapatkan pengalaman mengajar murid-murid TK. Ditinjau dari pedagogi efektif, kami belumlah efektif dikarenakan kami belum terlatih untuk mengajar dan masih kaku dan gugup ketika berbicara di depan kelas.

3.  Tuliskan pandangan anda tentang pembelajaran pada perkuliahan Paedagogi di F. Psikologi USU semester genap TA. 2012/2013 berdasarkan tinjauan Paedagogi Teoritis dan Prinsip-prinsip Paedagogis.
Jawab : berdasarkan tinjauan pedagogi teoritis dan prinsip-prinsip pedagogis, mata kuliah pedagogi di F. Psikologi USU semester genap TA. 2012/2013 menurut saya sudah memenuhi prinsip-prisip pedagogis yaitu mengombinasikan karekter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Dimana proses pedagogi terjadi dalam konteks sekelompok orang yang dikumpulkan sesuai dengan criteria yang berbeda dan mengadopsi  karakteristik tertentu, setiap anggota memilki kekhususan unik yang membedakan dia dari yang lain, dan memilki hak untuk dipertimbangkan dan dihormati. Hal ini dapat dilihat ketika dosen pengampu membagi mahasiswanya kedalam kelompok-kelompok ketika ingin mengerjakan tugas dari mata kuliah pedagogi, dimana setiap kelompok memilki tata cara pengerjaan tugas yang berbeda-beda dari yang lainnya yang kelompok lain itu harus menghormati hak dari setiap kelompok tersebut. Hal ini berkaitan dengan prinsip pedagogi bahwa masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain. Dimana setiap aktivitas kelompok itu terdapat komunikasi antar anggota kelompok dalam mendiskusikan tugas yang diberika oleh dosen pengampu mata kuliah pedagogi dan kepribadiannya terkait satu sama lain karena adanya aktivitas dan komunikasi di dalam kelompok. Dalam pembentukan profesionalitas, dosen pengampu mata kuliah pedagogi telah memilki dimensi-dimensi dalam rangka pembetukan, yang salah satunya adalah pembentukan karakter preventif tidak hanya dalam kaitannya dengan pemecahan masalah melainkan juga dalam rangka mengantisipasi kesulitan dan dalam situasi defisit yang dapat menghambat pemenuhan tujuan. Ini daapt terlihat ketika dosen pengampu tidak bisa hadir tatap muka dengan mahasiswanya, maka dosen pengampu menggunakan altenatif pengajaran yaitu dangan menggunakan blended learning yang menngunakan Gtalk, dimana setiap kelompok mahasiswanya melakukan diskusi secara online membahas materi yang seharusnya di sampaikan di dalam kelas, dan hasil yang didiskusikan oleh kelompok dikirimkan melaui email kepada dosen pengampu agar dapat dilihat hasil diskusi dari masing-masing kelompok. Dengan demikina, pemenuhan tujuan dari pembelajaran tidak terhambat walaupun manggunakan blended learning.


Referensi  Danim, Sudarwan., 2010., Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta