Jumat, 08 Juni 2012

Andragogi



Dalam kesempatan obrolan dengan orang yang lebih tua, sering kita jumpai kalimat, “Halah, saya ini sudah tua, sudah nggak paham kalau disuruh belajar”. Sehingga, banyak yang mengira bahwa orang dewasa sudah tidak potensial lagi untuk belajar, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Orang dewasa masih berpotensi, tergantung pada metode yang diterapkan dalam belajar dan mengajar si orang dewasa tersebut.

Dalam kesempatan lain, mungkin pernah juga kita jumpai kalimat, “Halah, kamu ini masih kecil, tahu apa? Saya lebih paham”. Orang dewasa umumnya telah memiliki kematangan konsep dan berpengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah). Secara psikologis, memiliki kecenderungan ingin dipandang, dihargai dan diperlakukan sebagai pribadi yang independen telah mampu melaksanakan konsepnya itu. Orang dewasa merasa telah memiliki jatidiri dan telah menjadi “dirinya”. Karenanya, akan sulit bagi kita untuk merobohkan konsepnya yang telah tertanam bertahun-tahun, bila tidak disertai bukti dan cara pemberian pemahaman yang tepat atas konsepnya itu.

Dua paragraf di atas adalah contoh, sebagai dasar munculnya konsep mendidik orang dewasa yang dikenal dengan Andragogi, yaitu proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. Semula cara mendidik orang dewasa disamakan dengan cara mendidik anak-anak di bangku pendidikan formal (pedagogi). Akan tetapi, terdapat perbedaan penting antara orang dewasa dan anak-anak, sehingga andragodi terpisah menjadi ilmu sendiri. Istilah andragogi ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, di tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles [wikipedia.com].

Dalam andragogi, mendidik bukan berarti menggurui, bukan mengisi mereka dengan pengetahuan tapi sebagai bentuk kerjasama saling meningkatkan pengetahuan, dan menempatkan orang dewasa sebagai subjek bukan objek. Andragogi mempelajari sifat fisik, psikis dan karakter orang dewasa.

Secara filosofis, Konfusius mengemukakan tiga hal penting terkait dengan fisik dan psikis manusia, antara lain : “saya dengar dan saya lupa, saya lihat dan saya ingat, saya lakukan dan saya mengerti”. Artinya, mejadikan orang dewasa terlibat langsung secara fisik dan emosional akan memudahkan tersampaikannya pesan yang kita maksud.

Meskipun variatif dan cara mengekspresikan emosinya berbeda-beda, kelemahan orang dewasa adalah mudah tersinggung. Sangat penting untuk menjadikan orang dewasa jangan tersinggung dengan menghindari perilaku merendahkan, mengecewakan dan mempermalukan. Orang dewasa justru akan senang bila dimotivasi dan dibuat senang. Sikap menghargai ini, akan memudahkan masuknya pesan yang ingin disampaikan.

Orang dewasa tidak menyukai hal-hal teoritis dan cenderung menyukai sesuatu yang praktis sesuai peran sosialnya (pekerjaan, tanggung jawab, kebutuhan). Andragogi biasanya dimanfaatkan oleh profesi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti penyuluh, fasilitator, motivator, politikus dan profesi lain.
Barangkali secara personal kita pernah gagal mempengaruhi orang dewasa atau yang lebih dewasa dari usia kita, agar orang tersebut mau melakukan sesuatu. Kemungkinan jawabannya adalah kita belum memahami kondisi fisik, psikis dan karakter orang dewasa. Setelah memahami orang dewasa, penting juga bagi kita untuk belajar berinteraksi sesuai yang dikemukakan oleh James Borg dalam kutipan bukunya yang berjudul Buku Pintar Memahami Bahasa Tubuh, bahwa “bukan tentang apa yang anda katakan, tetapi bagaimana cara mengatakannya”.

Jadi, Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. Istilah ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1833, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles (24 April 1913 -- 27 November 1997).
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengarahkan orang dewasa dan berbeda dengan istilah yang lebih umum digunakan, yaitu pedagogi yang asal katanya berarti mengarahkan anak-anak.
Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam empat postulat sederhana.
  1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti (berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar).
  2. Pengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah) menjadi dasar untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman).
  3. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (Kesiapan untuk belajar).
  4. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).
Istilah andragogi telah digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pendidikan yang diarahkan diri sendiri dengan pendidikan melalui pengajaran oleh orang lain.


Sumber,
 http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
    

TUGAS PROYEK MINI




Disusun oleh :
Oktavia R. R Putri  (11-015)
Sulistia Putri (11-017)
Dwi Kartika Harahap (11-019)
Rizki Hasanah (11-029)



Topik     : Dinamika mengajar pada pengajar yang bukan professional ( guru les )
Judul      : Metode pengajaran pada bimbingan belajar Ganesha Operation
Pendahuluan
       
          Dalam perkembangan zaman yang semakin pesat ini, pendidikan formal tidaklah menjadi satu-satunya jenjang pendidikan yang dipilih oleh masyarakat.  Ada pendidikan non formal yang juga bisa dipilih oleh masyarakat. Banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke jenjang pendidikan nonformal sebelum anaknya masuk ke jemjang pendidikan formal. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. 
         Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
         Jenis dari pendidikan nonformal ini beragam, seperti les, kejar paket, privat, kursus ( menjahit, music, dll ), kelompok bermain, pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), daan lain-lain. Perbedaan yang paling terlihat dari pendidikan formal dan pendidikan nonformal adalah pengajarnya. Dimana pendidikan formal didominasi dengan pengajar professional (profesional artinya memiliki ijasah sebagai guru), sedangkan pendidikan nonformal didominasi oleh pengajar non profesional (berperan sebagai guru namun tidak memiliki ijasah guru).
         Dari sekian banyak jenis pendidikan non formal yang ada, kelompok kami memilih les atau bimbingan belajar sebagai topik pembahasan. Disini kami akan mengamati dinamika pengajaran pada pengajar nonprofesinal. Kelompok kami memilih topik ini karena kami tertarik tentang tanggapan dari siswa apakah alasan mereka mengikuti bimbingan belajar. Apakah mungkin orang tua mereka yang menyuruh atau mungkin cara pengajaran di bimbingan belajar yang lebih mudah mereka tangkap. Dan juga kami ingin melihat metode seperti apa yang digunakan oleh pengajar non professional sehingga siswa menjadi tertarik.


Landasan teori

Landasan teori yang kami gunakan adalah dari prinsipnya William James dan John Dewey yaitu konstruktivisme, dimana prinsip ini menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivis, guru bukan sekedar member informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengatahuan, merenung dan berfikir secara kritis. Pandangan ini sesuai dengan metode pengajaran yang diterapkan oleh tempat bimbingan belajar GO (Ganesha Operation), dimana mereka menggunakan metode mengoptimalkan kerja otak kiri dan otak kanan untuk membuat para siswanya lebih memahami pelajaran dan tidak seperti di sekolah yang hanya mengoptimalkan kerja otak kanan untuk mengasah kemampuan verbal siswanya. Tempat bimbingan belajar ini juga menerapkan pengajaran yang menarik bagi siswa-siswanya seperti jembatan keledai, the king dan metode asosiasi untuk membantu siswa-siswanya yang sering mengeluhkan permasalahan di sekolah seperti mengahafal rumus, menjawab soal, dan masalah pelajaran yang ada di sekolah.

Alat dan bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan dalam tugas proyek mini ini adalah sebagai berikut :
-     Kamera Digital
-     Alat perekam suara ( handphone )
-     Alat tulis ( pulpen, buku )
-     Laptop

Penjelasan Subjek

Subjek yang terlibat dalam proyek mini ini merupakan Tentor atau guru dan siswa yang berada di bimbingan belajar Ganesha Operation. Mereka terdiri dari 3 orang siswa dan 1 orang Tentor, berikut adalah data dirinya :
1.   Nama                         : Sadar Sinaga
      Usia                            : 33 tahun
      Pekerjaan                   : Pengajar di Ganesha Operation
      Lama Mengajar          : Sejak lulus dari kuliah
      Asal instansi                : Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara
2.   Nama                         : Arga
      Usia                            : 17 tahun
      Pekerjaan                   : Siswa
      Lama mengikuti les     : 3 tahun
      Asal Sekolah              : SMA Sutomo
3.   Nama                         : Dina
      Usia                           : 17 tahun
      Pekerjaan                   : Siswa
      Lama mengikuti les     : 2 tahun
      Asal sekolah              : SMA Sutomo
4.   Nama                         : Dila
      Usia                           : 17 tahun
      Pekerjaan                   : Siswa
      Lama mengikuti les     : Sejak SMP sampai SNMPTN
      Asal sekolah              : SMA Negeri 1 Medan
     
Proses Analisa

      Dalam tugas proyek mini ini kami menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data, dimana kami mewawancarai 3 orang siswa dan 1 orang tentor dari bimbingan belajar Ganesha Operation seperti yang tertera di atas .
A. Hasil wawancara
      1.   Tentor
a.   Apa  yang melatarbelakangi anda menjadi  pengajar nonprofessional?
“Sumber mengatakan bahwa beliau cinta dengan pendidikan, dan beliau suka memberikan pengetahuan  kepada siswa dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan itu merupakan kepuasan tersendiri bagi beliau.”
b.   Metode yang bapak gunakan ketika mengajar di bimbingan test?
“Sumber mengatakan jika disekolah pendidikan masih didominasi dengan otak kiri, yang hanya mengasah kemampuan-kemampuan verbal saja, sedangkan di dalam bimbingan belajar ini para pengajar berusaha untuk mengoptimalkan antara otak kiri dengan otak kanan, agar para siswa lebih gampang dalam memahami suatu pelajaran.”
c.  Antara metode sekolah dengan metode bimbel terdapat perbedaan, metode yang sering dikeluhkan siswa?
“Disekolah metode yang digunakan lebih teoritis, dan menggunakan konsep-konsep dasar. Ketika menyelesaikan tugas mereka lebih sering menggunakan rumus-rumus yang rumit. Sedangkan di bimbel lebih kreatif dengan menggunakan trik-trik yang bervariasi, seperti : jembatan keledai, metode asosiasi dan the king.”
d.  Trik-trik yang digunakan ketika menghadapi siswa yang mengantuk?
·    Relaksasi , dengan mendengarkan musik yang keras yang dapat membangkitkan semangat dan berusaha serelaks mungkin.
· Melakukan pengajaran-pengajaran yang menarik, seperti memberikan joke-joke kecil untuk membangkitkan semangat siswa kembali.
      2.   Siswa 1
                  a.   Apakah yang melatarbelakangi anda mengikuti bimbingan belajar ?
“ Yang melatarbelakangi saya ikut bimbigan belajar ini, karena saya merasa pemahaman pelajaran yang saya dapatkan disekolah masih kurang, jadi waktu itu saya tanya sama sepupu saya, kebetulan sepupu saya ini guru. Dia bilang kalau mau bimbingan belajar di GO aja, bagus cara ngajarnya. “
b. Metode belajar seperti apa yang diberikan oleh pengajar di GO, sehingga Anda nyaman dalam belajar ?
      “ Metode yang di kasih itu The King, jadi itu isinya cara menghapal rumus biar cepat hapal. Biasanya rumus The King ini lebih ringkas, kalau yang di sekolah cara pemecahan masalahnya bisa dua atau tiga kali, kalau ini cuma sekali. “
                  c.   Metode mengajar mana yang lebih kalian mengerti, di sekolah atau di bimbel ?
                        “ Kalau menurut saya sih di bimbingan belajar ini “
                  d.   Berikan alasannya !
“ Kadang kalau disekolah kan ada guru yang kalau ngajar sesuka hati aja, terus ada yang killer juga. Kadang kalau mau Tanya di kantor, gurunya sibuk. Tapi kalau di bimbingan belajar ini tentornya lebih friendly, dan kiita juga bisa diskusi, jadi saya biasanya kalau gag ngerti pelajaran di sekolah, saya tanya aja di bimbingan belajar ini. “   
      3.   Siswa 2
            a.   Apakah yang melatarbelakangi anda mengikuti bimbingan belajar ?
“Kualitas pengajar-pengajar GO yang baik yang informasinya saya di dapat dari kakak saya yang udah lebih dahulu masuk bimbingan belajar GO ini selain itu juga karena pengaruh kawan , karena kawan banyak yang masuk bimbingan belajar”
b. Metode belajar seperti apa yang diberikan oleh pengajar di GO, sehingga Anda nyaman dalam belajar ?
  “metodenya pengajar-pengajar GO memberikan rumus-rumus singkat dan mudah yang dapat dengan mudah dipahami oleh murid-murid.”
  c.   Metode mengajar mana yang lebih kalian mengerti, di       sekolah atau di bimbel ?
           “Lebih enjoy belajar di bimbel.”
      d.   Berikan alasannya !
“Kalo di sekolah biasanya di ajari rumus-rumus yang kompleks yang lebih detail dan kalau di bimbingan belajar lebih simple penggunaan rumusnya.”
      4.   Siswa 3
            a.   Apakah yang melatarbelakangi anda mengikuti            bimbingan belajar ?
“Yang melatarbelakangi saya mengikuti bimbingan belajar agar memudahkan saya untuk lebih memahami pelajaran yang ada disekolah, untuk ikut SNMPTN.
b. Metode belajar seperti apa yang diberikan oleh pengajar di GO, sehingga Anda nyaman dalam belajar ?
   “Menurut saya metode yang digunakan pengajar dapat membantu saya dalam memecahkan permasalahan pelajaran terutama dalam menjawab soal-soal.”
      c.   Metode mengajar mana yang lebih kalian mengerti, di sekolah atau di bimbel ?
            “Saya lebih memahami metode yang di ajarkan di bimbel. “
            d.   Berikan alasannya !
Karena di tempat bimbingan belajar, saya tidak takut-takut untuk bertanya jika saya belum paham materinya, sadangkan kalau di sekolah saya sering takut bertanya kepada guru karena takut dimarahi sama guru yang bersangkutan.”
B. Kesimpulan
          Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan, bahwa metode yang digunakan pada bimbingan belajar Ganesha Operation adalah berupa rumus - rumus seperti jembatan keledai, metode asosiasi dan the king. Rumus – rumus ini berbeda dengan rumus yang diajarkan di sekolah yang terkesan monoton. Mereka mencoba mengembangkan rumus – rumus yang lebih mudah di ingat dengan menggunakan cara yang singkat dan nama-nama yang unik, selain itu mereka juga mempunyai trik - trik khusus dalam membantu mengatasi kebosanan siswa, yaitu dengan relaksasi dapat berupa mendengarkan music ataupun memberika joke – joke – joke kecil agar semangat para siswa bangkit kembali. Hal ini di dukung dengan hasil wawancara dengan siswa, dimana mereka mengatakan bahwa mereka lebih menyukai metode pengajaran di bimbingan belajar dari pada sekolah. Karena selain menggunakan cara dan rumus yang lebih efisien, mereka juga bisa berdiskusi dengan tentor jika ada materi yang belum jelas.
Jadwal kegiatan

No
Jadwal Kegiatan
Hari/ Tanggal
1
Diskusi Proyek Mini Awal
Jumat, 16 Maret 2012
2
Memilih topik dan judul
Jumat, 27 April 2012
3
Mendata tempat observasi
Selasa, 01 Mei 2012
4
Membeli reward  (1)
Kamis, 03 Mei 2012
5
Survey tempat observasi (1)
Selasa, 08 Mei 2012
6
Membeli reward (2)
Jumat, 11 Mei 2012
7
Survey tempat observasi (2)
Senin, 14 Mei 2012
8
Meminta surat izin
Rabu, 16 Mei 2012
9
Mengambil surat izin
Kamis, 24 Mei 2012
10
Mengantar surat izin ke tempat observasi
Kamis, 24 Mei 2012
11
Observasi
Jumat, 25 Mei 2012
12
Membuat Pendahuluan, kalkulasi biaya, dll
Senin, 28 Mei 2012
13
Memposting hasil tugas mini proyek
Rabu, 06 Juni 2012


Kalkulasi Biaya

Kalkulasi biaya yang kami gunakan untuk melakukan observasi tugas mini proyek ini sebagai berikut:
-     Reward                                         Rp. 22.000,00
-     Transportasi untuk 4 orang           Rp. 30.000,00
      Total                                             Rp. 55.000,00

Poster









Evaluasi Kegiatan 
Evalusi kegiatan yang dapat kami sampaikan, adalah sebagai berikut :
1.   Antara perencanaan observasi dengan observasi yang kami jalankan berjalan dengan baik.
2.   Adapun permasalah atau kendala yang kami hadapi adalah sebagai berikut :
      -     Menentukan tempat bimbingan belajar yang cocok.
      -     Survey tempat bimbingan belajar yang di lakukan berulang kali.
      -     Jadwal wawancara yang sempat tertunda karena kesibukan subjek yang akan di wawancarai.

Testimoni kelompok

1.   Oktavia R.R. Putri ( 11-015)
         Menurut saya tugas proyek mini ini, merupakan tugas yang sangat aplikatif. Karena mahasiswa bisa langsung terjun ke lapangan untuk mengobservasi berbagai fenomena pendidikan yang ada sekarang. Selain itu tugas ini juga mengasah kemampuan mahasiswa dalam bekerja sama dalam satu kelompok. Dalam menjalani tugas proyek mini pasti tidak hanya hal yang menyenangkan yang saya rasakan, tetapi juga ada hal yang tidak menyenangkan seperti harus mensurvey tempat observasi lebih dari 2 kali. Namun demikian hal ini dapat menjadi pelajaran daalam mengerjakan tugas yang lain.
2.   Sulistia Putri (11-017)
         Menurut saya dengan adanya tugas mini proyek ini membantu saya dalam memahami pelajaran, dan memberikan pengalaman baru bagi saya untuk melatih kecakapan dalam mengobservasi dan membahas suatu fenomena. Namun, dalam mengerjakan mini proyek ini saya dan kelompok merasa sedikit mengalami kesulitan dalam memilih satu dari beberapa tema yang menurut kami seru untuk dilakukan observasi dan pembahasan. 
3.   Dwi Kartika Harahap ( 11-019 )
         Kendala yang kami hadapi adalah sulitnya mencari tempat bimbingan belajar dan sulitnya untuk mencari narasumber, selain itu saya sedikit mengalami kebingungan mengenai topik ini , dan akhirnya dapat kami atasi. Sampai akhirnya kami bisa mengumpulkan data yang kami butuhkan. Tentang proyek mini ini sendiri, saya merasa memiliki pengalaman baru dan tantangan baru, karena ini merupakan wawancara pertama saya dimasyarakat selama saya menuntut ilmu.
4.   Rizki Hasanah ( 11-029 )
Menurut saya tugas mini proyek ini dapat membantu mahasiswa lebih memahami materi-materi pada mata kuliah psikologi pendidikan karena mahasiswa terjun langsung ke lapangan dan melakukan observasi sesuai dengan cara dan  topic yang dipilih oleh kelompok yang bersangkutan. Topic yang kelompok saya pilih adalah dinamika pengajaran guru non professional dengan tema Metode Pengajaran Pada Bimbingan Belajar Ganesha Operation. Dan menggunakan teknik wawancara. 
Datar Pustaka

Senin, 04 Juni 2012

survey online




Sebelumnya saya belum pernah mendengar survey online, kalau mendengar kata survey dan online kita semua pernah mendengar atau bahkan melakukannya, tapi tugas kali ini saya dan teman-teman diwajibkan untuk melakukan survey online mengenai mata kuliah psikologi pendidikan yang sebelumnya kami belum pernah melakukannya, setelah ada seorang senior kami yang melakukannya terlabih dahulu dan dari beliaulah kami belajar untuk melakukan survey online ini. Tema yang saya gunakan mengenai penggunaan blog  yang diwajibkan sebagai media pengarjaan tugas pada matakuliah psikologi pendidikan, Survey yang saya lakukan terdiri dari 7 pernyataan dan 5 pilihan kondisi yang dengan responden, berikut  hasil survey online saya. ^^

5 pilihan kondisi responden
  • ·         Sangat tidak sesuai
  • ·         Tidak sesuai
  • ·         Netral
  • ·         Sesuai
  • ·         Sangat sesuai

PERNYATAAN
STS
TS
N
S
SS
Saya merasa tugas pembuatan blog membantu memahami teknologi dalam dunia pendidikan
0 %
0%
15,25%
74,58%
10,17%
Dosen pengampu menjelaskan secara rinci mengenai pembuatan blog untuk matakuliah psikologi pendidikan
0%
27,12%
33,90%
37,29%
1,69%
Saya mencari tahu sendiri mengenai pembuatan blog
0%
8,47%
13,56%
61,02%
16,95%
Memposting di blog merupakan tugas yang sangat membosankan
5.08%
35,59%
47,46%
8,47%
3,39%
Menggunakan blog membuat saya harus memiliki media elektronik seperti laptop/ netbook
1,69%
5,085
6,78%
74,58%
11,86%
Saya merasa memposting di blog lebih mudah daripada harus mengarjakannya dalam bentuk print out
0%
16,95%
25,42%
52,54%
5,08%
Postingan yang saya lakukan hanya berisi matakuliah psikologi pendidikan saja
13,56%
45,76%
18,645
18,64%
3,395




KESIMPULAN
Dari hasil survey yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan blog sebagai media pengerjaan tugas pada matakuliah psikologi pendidikan dapat mempermudah pengerjaan tugas daripada pengerjaan tugas dalam bentuk print out dan dapat membantu dalam memahami teknologi dalam dunia pendidikan.

TESTIMONI
Menurut saya pembuatan survey online ini lebih mudah daripada harus survey sacara langsung, karena dengan menggunakan survey online, pelaksana tidak perlu harus mendatangi satu persatu ataupun sekaligus responden yang ingin disurvey tetapi hanya dengan memberikan link surveynya saja responden sudah bisa mengisi survey yang diinginkan oleh pelaksana. Survey online juga membantu mengurangi global warming karena dengan menggunakan survey online akan mengurangi penggunaan kertas. ^^