Disusun oleh :
Oktavia R. R Putri (11-015)
Sulistia Putri (11-017)
Dwi Kartika Harahap (11-019)
Rizki Hasanah (11-029)
Oktavia R. R Putri (11-015)
Sulistia Putri (11-017)
Dwi Kartika Harahap (11-019)
Rizki Hasanah (11-029)
Topik :
Dinamika mengajar pada pengajar yang bukan professional ( guru les )
Judul :
Metode pengajaran pada bimbingan belajar Ganesha Operation
Pendahuluan
Dalam
perkembangan zaman yang semakin pesat ini, pendidikan formal tidaklah menjadi
satu-satunya jenjang pendidikan yang dipilih oleh masyarakat. Ada pendidikan non formal yang juga bisa
dipilih oleh masyarakat. Banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke jenjang
pendidikan nonformal sebelum anaknya masuk ke jemjang pendidikan formal. Pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan
nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah
melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan nonformal diselenggarakan
bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
Jenis
dari pendidikan nonformal ini beragam, seperti les, kejar paket, privat, kursus
( menjahit, music, dll ), kelompok bermain, pendidikan anak usia dini (PAUD),
Taman Kanak-kanak (TK), daan lain-lain. Perbedaan yang paling terlihat dari
pendidikan formal dan pendidikan nonformal adalah pengajarnya. Dimana
pendidikan formal didominasi dengan pengajar professional (profesional artinya
memiliki ijasah sebagai guru), sedangkan pendidikan nonformal didominasi oleh
pengajar non profesional (berperan sebagai guru namun tidak memiliki ijasah
guru).
Dari
sekian banyak jenis pendidikan non formal yang ada, kelompok kami memilih les
atau bimbingan belajar sebagai topik pembahasan. Disini kami akan mengamati
dinamika pengajaran pada pengajar nonprofesinal. Kelompok kami memilih topik
ini karena kami tertarik tentang tanggapan dari siswa apakah alasan mereka
mengikuti bimbingan belajar. Apakah mungkin orang tua mereka yang menyuruh atau
mungkin cara pengajaran di bimbingan belajar yang lebih mudah mereka tangkap.
Dan juga kami ingin melihat metode seperti apa yang digunakan oleh pengajar non
professional sehingga siswa menjadi tertarik.
Landasan teori
Landasan
teori yang kami gunakan adalah dari prinsipnya William James dan John Dewey
yaitu konstruktivisme, dimana
prinsip ini menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to
construct) pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivis, guru
bukan sekedar member informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus
mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengatahuan,
merenung dan berfikir secara kritis. Pandangan ini sesuai dengan metode
pengajaran yang diterapkan oleh tempat bimbingan belajar GO (Ganesha
Operation), dimana mereka menggunakan metode mengoptimalkan kerja otak kiri dan
otak kanan untuk membuat para siswanya lebih memahami pelajaran dan tidak
seperti di sekolah yang hanya mengoptimalkan kerja otak kanan untuk mengasah
kemampuan verbal siswanya. Tempat bimbingan belajar ini juga menerapkan
pengajaran yang menarik bagi siswa-siswanya seperti jembatan keledai, the king
dan metode asosiasi untuk membantu siswa-siswanya yang sering mengeluhkan
permasalahan di sekolah seperti mengahafal rumus, menjawab soal, dan masalah
pelajaran yang ada di sekolah.
Alat
dan bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan dalam tugas proyek mini ini
adalah sebagai berikut :
- Kamera
Digital
- Alat
perekam suara ( handphone )
- Alat
tulis ( pulpen, buku )
- Laptop
Penjelasan
Subjek
Subjek yang terlibat dalam proyek
mini ini merupakan Tentor atau guru dan siswa yang berada di bimbingan belajar
Ganesha Operation. Mereka terdiri dari 3 orang siswa dan 1 orang Tentor,
berikut adalah data dirinya :
1. Nama :
Sadar
Sinaga
Usia :
33 tahun
Pekerjaan :
Pengajar di Ganesha Operation
Lama Mengajar : Sejak lulus dari kuliah
Asal instansi : Fakultas Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara
2. Nama :
Arga
Usia :
17 tahun
Pekerjaan :
Siswa
Lama mengikuti les : 3 tahun
Asal Sekolah : SMA Sutomo
3. Nama :
Dina
Usia :
17 tahun
Pekerjaan :
Siswa
Lama mengikuti les : 2 tahun
Asal sekolah : SMA Sutomo
4. Nama :
Dila
Usia :
17 tahun
Pekerjaan :
Siswa
Lama mengikuti les : Sejak SMP sampai SNMPTN
Asal sekolah : SMA
Negeri 1 Medan
Proses Analisa
Dalam
tugas proyek mini ini kami menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data,
dimana kami mewawancarai 3 orang siswa dan 1 orang tentor dari bimbingan
belajar Ganesha Operation seperti yang tertera di atas .
A. Hasil wawancara
1. Tentor
a. Apa
yang melatarbelakangi anda menjadi
pengajar nonprofessional?
“Sumber mengatakan bahwa beliau
cinta dengan pendidikan, dan beliau suka memberikan pengetahuan kepada siswa dari yang awalnya tidak tahu
menjadi tahu dan itu merupakan kepuasan tersendiri bagi beliau.”
b. Metode yang bapak gunakan ketika mengajar di
bimbingan test?
“Sumber mengatakan jika disekolah
pendidikan masih didominasi dengan otak kiri, yang hanya mengasah
kemampuan-kemampuan verbal saja, sedangkan di dalam bimbingan belajar ini para
pengajar berusaha untuk mengoptimalkan antara otak kiri dengan otak kanan, agar
para siswa lebih gampang dalam memahami suatu pelajaran.”
c. Antara metode sekolah dengan metode bimbel
terdapat perbedaan, metode yang sering dikeluhkan siswa?
“Disekolah metode yang digunakan lebih
teoritis, dan menggunakan konsep-konsep dasar. Ketika menyelesaikan tugas
mereka lebih sering menggunakan rumus-rumus yang rumit. Sedangkan di bimbel lebih
kreatif dengan menggunakan trik-trik yang bervariasi, seperti : jembatan
keledai, metode asosiasi dan the king.”
d. Trik-trik yang digunakan ketika menghadapi
siswa yang mengantuk?
· Relaksasi , dengan mendengarkan musik
yang keras yang dapat membangkitkan semangat dan berusaha serelaks mungkin.
·
Melakukan pengajaran-pengajaran yang
menarik, seperti memberikan joke-joke kecil untuk membangkitkan semangat siswa
kembali.
2. Siswa
1
a. Apakah yang melatarbelakangi anda mengikuti
bimbingan belajar ?
“
Yang melatarbelakangi saya ikut bimbigan belajar ini, karena saya merasa
pemahaman pelajaran yang saya dapatkan disekolah masih kurang, jadi waktu itu
saya tanya sama sepupu saya, kebetulan sepupu saya ini guru. Dia bilang kalau
mau bimbingan belajar di GO aja, bagus cara ngajarnya. “
b. Metode belajar seperti apa yang
diberikan oleh pengajar di GO, sehingga Anda nyaman dalam belajar ?
“
Metode yang di kasih itu The King,
jadi itu isinya cara menghapal rumus biar cepat hapal. Biasanya rumus The King ini lebih ringkas, kalau yang
di sekolah cara pemecahan masalahnya bisa dua atau tiga kali, kalau ini cuma
sekali. “
c. Metode
mengajar mana yang lebih kalian mengerti, di sekolah atau di bimbel ?
“ Kalau menurut saya sih di bimbingan
belajar ini “
d. Berikan alasannya !
“
Kadang kalau disekolah kan ada guru yang kalau ngajar sesuka hati aja, terus
ada yang killer juga. Kadang kalau mau Tanya di kantor, gurunya sibuk. Tapi
kalau di bimbingan belajar ini tentornya lebih friendly, dan kiita juga bisa
diskusi, jadi saya biasanya kalau gag ngerti pelajaran di sekolah, saya tanya
aja di bimbingan belajar ini. “
3. Siswa
2
a. Apakah yang melatarbelakangi anda mengikuti
bimbingan belajar ?
“Kualitas
pengajar-pengajar GO yang baik yang informasinya saya di dapat dari kakak saya
yang udah lebih dahulu masuk bimbingan belajar GO ini selain itu juga karena pengaruh
kawan , karena kawan banyak yang masuk bimbingan belajar”
b. Metode belajar seperti apa yang
diberikan oleh pengajar di GO, sehingga Anda nyaman dalam belajar ?
“metodenya
pengajar-pengajar GO memberikan rumus-rumus singkat dan mudah yang dapat dengan
mudah dipahami oleh murid-murid.”
c. Metode mengajar mana yang lebih kalian
mengerti, di sekolah atau di bimbel ?
“Lebih
enjoy belajar di bimbel.”
d. Berikan alasannya !
“Kalo di sekolah biasanya di ajari rumus-rumus yang
kompleks yang lebih detail dan kalau di bimbingan belajar lebih simple
penggunaan rumusnya.”
4. Siswa
3
a. Apakah yang melatarbelakangi anda mengikuti
bimbingan belajar ?
“Yang
melatarbelakangi saya mengikuti bimbingan belajar agar memudahkan saya untuk
lebih memahami pelajaran yang ada disekolah, untuk ikut SNMPTN.
b. Metode belajar seperti apa yang
diberikan oleh pengajar di GO, sehingga Anda nyaman dalam belajar ?
“Menurut
saya metode yang digunakan pengajar dapat membantu saya dalam memecahkan
permasalahan pelajaran terutama dalam menjawab soal-soal.”
c. Metode mengajar mana yang lebih kalian
mengerti, di sekolah atau di bimbel ?
“Saya
lebih memahami metode yang di ajarkan di bimbel. “
d. Berikan
alasannya !
“ Karena di tempat bimbingan
belajar, saya tidak takut-takut untuk bertanya jika saya belum paham materinya,
sadangkan kalau di sekolah saya sering takut bertanya kepada guru karena takut
dimarahi sama guru yang bersangkutan.”
B.
Kesimpulan
Dari hasil
wawancara di atas dapat disimpulkan, bahwa metode yang digunakan pada bimbingan
belajar Ganesha Operation adalah berupa rumus - rumus seperti jembatan keledai,
metode asosiasi dan the king. Rumus – rumus ini berbeda dengan rumus yang
diajarkan di sekolah yang terkesan monoton. Mereka mencoba mengembangkan rumus
– rumus yang lebih mudah di ingat dengan menggunakan cara yang singkat dan
nama-nama yang unik, selain itu mereka juga mempunyai trik - trik khusus dalam
membantu mengatasi kebosanan siswa, yaitu dengan relaksasi dapat berupa
mendengarkan music ataupun memberika joke – joke – joke kecil agar semangat
para siswa bangkit kembali. Hal ini di dukung dengan hasil wawancara dengan
siswa, dimana mereka mengatakan bahwa mereka lebih menyukai metode pengajaran
di bimbingan belajar dari pada sekolah. Karena selain menggunakan cara dan
rumus yang lebih efisien, mereka juga bisa berdiskusi dengan tentor jika ada
materi yang belum jelas.
Jadwal kegiatan
No
|
Jadwal
Kegiatan
|
Hari/
Tanggal
|
1
|
Diskusi
Proyek Mini Awal
|
Jumat,
16 Maret 2012
|
2
|
Memilih
topik dan judul
|
Jumat,
27 April 2012
|
3
|
Mendata
tempat observasi
|
Selasa,
01 Mei 2012
|
4
|
Membeli
reward (1)
|
Kamis,
03 Mei 2012
|
5
|
Survey
tempat observasi (1)
|
Selasa,
08 Mei 2012
|
6
|
Membeli
reward (2)
|
Jumat,
11 Mei 2012
|
7
|
Survey
tempat observasi (2)
|
Senin,
14 Mei 2012
|
8
|
Meminta
surat izin
|
Rabu,
16 Mei 2012
|
9
|
Mengambil
surat izin
|
Kamis,
24 Mei 2012
|
10
|
Mengantar
surat izin ke tempat observasi
|
Kamis,
24 Mei 2012
|
11
|
Observasi
|
Jumat,
25 Mei 2012
|
12
|
Membuat
Pendahuluan, kalkulasi biaya, dll
|
Senin,
28 Mei 2012
|
13
|
Memposting
hasil tugas mini proyek
|
Rabu, 06 Juni 2012
|
Kalkulasi Biaya
- Reward
Rp.
22.000,00
- Transportasi
untuk 4 orang Rp. 30.000,00
Total Rp.
55.000,00
Poster
Evaluasi Kegiatan
Evalusi kegiatan yang dapat kami
sampaikan, adalah sebagai berikut :
1. Antara
perencanaan observasi dengan observasi yang kami jalankan berjalan dengan baik.
2. Adapun
permasalah atau kendala yang kami hadapi adalah sebagai berikut :
- Menentukan tempat bimbingan belajar yang
cocok.
- Survey tempat bimbingan belajar yang di
lakukan berulang kali.
- Jadwal
wawancara yang sempat tertunda karena kesibukan subjek yang akan di wawancarai.
Testimoni kelompok
1. Oktavia
R.R. Putri ( 11-015)
Menurut saya tugas proyek mini ini, merupakan tugas yang
sangat aplikatif. Karena mahasiswa bisa langsung terjun ke lapangan untuk
mengobservasi berbagai fenomena pendidikan yang ada sekarang. Selain itu tugas
ini juga mengasah kemampuan mahasiswa dalam bekerja sama dalam satu kelompok.
Dalam menjalani tugas proyek mini pasti tidak hanya hal yang menyenangkan yang
saya rasakan, tetapi juga ada hal yang tidak menyenangkan seperti harus
mensurvey tempat observasi lebih dari 2 kali. Namun demikian hal ini dapat
menjadi pelajaran daalam mengerjakan tugas yang lain.
2.
Sulistia Putri (11-017)
Menurut saya dengan adanya tugas mini proyek ini membantu saya
dalam memahami pelajaran, dan memberikan pengalaman baru bagi saya untuk
melatih kecakapan dalam mengobservasi dan membahas suatu fenomena. Namun, dalam
mengerjakan mini proyek ini saya dan kelompok merasa sedikit mengalami kesulitan
dalam memilih satu dari beberapa tema yang menurut kami seru untuk dilakukan
observasi dan pembahasan.
3. Dwi Kartika Harahap ( 11-019 )
Kendala yang kami
hadapi adalah sulitnya mencari tempat bimbingan belajar dan sulitnya untuk
mencari narasumber, selain itu saya sedikit mengalami kebingungan mengenai
topik ini , dan akhirnya dapat kami atasi. Sampai akhirnya kami bisa
mengumpulkan data yang kami butuhkan. Tentang proyek mini ini sendiri, saya
merasa memiliki pengalaman baru dan tantangan baru, karena ini merupakan
wawancara pertama saya dimasyarakat selama saya menuntut ilmu.
4. Rizki Hasanah ( 11-029 )
Menurut
saya tugas mini proyek ini dapat membantu mahasiswa lebih memahami materi-materi
pada mata kuliah psikologi pendidikan karena mahasiswa terjun langsung ke
lapangan dan melakukan observasi sesuai dengan cara dan topic yang dipilih oleh kelompok yang
bersangkutan. Topic yang kelompok saya pilih adalah dinamika pengajaran
guru non professional dengan tema Metode Pengajaran Pada Bimbingan Belajar
Ganesha Operation. Dan menggunakan teknik wawancara.
Datar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar